12 FAKTA MENARIK TENTANG SIDDHARTA (BUDDHA) GAUTAMA

semestafakta-BUDDHA

1. Siddharta Gautama yang dikenal juga dengan Sakyamuni dan kemudian terkenal dengan nama Buddha adalah pendiri agama Buddha. Hari kelahirannya dirayakan dengan nama “Buddha Poornima” yang dipercaya lahir pada saat poornima yang artinya bulan purnama. Nama Siddharta berarti “orang yang mencapai tujuan dan cita-citanya” dan nama Buddha yang diberikan oleh para muridnya mempunyai arti “orang yang dicerahkan”. Para arkeolog memperdebatkan keberadaannya, tetapi bukti-bukti menyatakan bahwa dia memang ada. Orang-orang mengenal dia sebagai pendiri Buddhisme, tetapi jarang yang tahu tentang kehidupannya. Kehidupannya bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu kehidupan sebelum mencapai pencerahan dan kehidupan setelah mencapai pencerahan.

2. Buddha Gautama dikenal hidup sangat sederhana dan banyak orang yang tidak tahu bahwa dia lahir sebagai pangeran atau putra mahkota dari Marga Shakya di istana Kapilavastu Nepal. Ayahnya, Suddhodana adalah ketua Marga Shakya di India sedangkan ibunya Ratu Maha Maya dikenal sebagai putri Koli. Buddha lahir di Lumbini di bawah pohon mangga di sebuah taman, yang sekarang lokasinya di kaki bukit di Nepal. Meski dia lahir sebagai putra mahkota tetapi menganut agama Buddha. Dia menganggap jalannya lebih penting dibandingkan kekuasaan dan kekayaan. Buddha menikah dengan Yasodhara dan mempunyai putra bernama Rahula. Setelah berkelana untuk pencarian agamanya maka dia menyatakan bahwa kebahagiaan perkawinan bukanlah tujuan terakhir dari kehidupan seseorang.

3. Sebelum Buddha Gautama lahir ada seorang ahli nujum meramalkan bahwa anak Suddhodhana akan menjadi manusia suci yang terkenal atau dia akan menjadi raja yang agung. Ayahnya menginginkan dia jauh dari kesengsaraan dan bahkan tidak mengizinkan dia menganut ajaran agama karena takut dia menjadi orang suci. Ayahnya bahkan membuatkan dia tiga istana dengan seluruh kemewahan hidup agar dia tidak punya keinginan melihat dunia luar. Siddharta tidak diperkenakan kelaur istana dan dia menghabiskan awal-awal hidupnya di istana yang mewah.

semestafakta-buddha born

4. Karena sudah ditakdirkan menjadi manusia suci, Gautama kemudian muak dengan kehidupan materialistik dan ingin meninggalkan istana untuk melihat dunia luar. Pada usia 29 tahun, ketika sedang melihat-lihat sisi luar istana, dia melihat empat hal yang berbeda selama empat perjalanan yang berbeda di luar istana yang tidak dia sadari. Empat hal inilah yang merubah kehidupan mendalam Siddharta. Dalam empat perjalanannya di luar istana dia melihat seorang lelaki tua, jenazah, lelaki yang sedang sakit, dan dia melihat seorang pertapa yang berkelana. Dia merasa sangat gelisah dengan tempat-tempat ini dan dia heran mengapa dia bisa menikmati kehidupan yang mewah sedangkan di sana banyak terdapat penderitaan di dunia. Dia akhirnya menyatakan bahwa realitas itu bukan apa yang dia lihat sampai sekarang dalam hidupnya tetapi realitas itu apa yang dia saksikan dalam kehidupan.

semestafakta-buddha born2

5. Setelah menyaksikan penderitaan di dunia, Gautama tidak dapat menikmati hidupnya di istana tetapi digunakan untuk berkelana di istana. Dia akhirnya sampai pada pemahaman bahwa ketiadaan itu kekal atau permanen dan hal-hal yang bagus dan indah di sekitarnya akan sirna dan mati pada waktunya. Tidak ada yang bisa membuat dia bahagia setelah berkelana di luar istana, bahkan kabar kelahirannya anaknya pun tidak mampu membahagiakannya. Akhirnya dia tinggalkan seluruh kesenangan hidup dan meninggalkan orang-orang yang dicintainya untuk menjadi biarawan yang mengembara untuk mencari pencerahan.

6. Setelah meninggalkan istana, Gautama susah menemukan guru yang dapat mengajarkan tentang kebenaran dunia dan tentang agama yang berbeda-beda. Untuk belajar tentang penderitaan dia mengembara dengan berjubah dan berusaha mempelajarinya dari guru yang paling bijaksana. Tetapi tidak ada guru yang bisa menerangkan bagaimana cara mengakhiri penderitaan dan oleh karena itu akhirnya dia memutuskan untuk mencari jawabannya sendiri. Selama sekitar enam tahun dia menjalani disiplin hidup dengan hanya makan akar-akaran, buah, dan makanan mentah. Dia juga belajar yoga dan praktik meditasi. Dalam waktu singkat Siddharta berhasil menjadi guru seni meditasi Yoga, tetapi tetap tidak bisa memuaskan. Kemudian dia menyatakan bahwa kenikmatan hidup di istana dan atau hidup yang sederhana di hutan adalah jawaban apa yang selama ini dia cari.

7. Dia mengajar dengan cara berkelana ke penjuru dunia sampai meninggal pada usia 80 tahun. Dia meninggal di Kushinagar pada tahun 483 SM. Dia menganjurkan kepada para pengikutnya untuk berusaha keras mencapai pembebasan dan pelepasan dan dia mengatakan bahwa kebahagiaan itu adalah kesadaran kalau dunia itu tidak kekal. Bahkan setelah beberapa tahun setelah wafatnya Buddha, ungkapan mendalam ini masih diikuti oleh pengikutnya di seluruh dunia.

8. Selama berkelana mengajarkan ajarannya, Buddha mengunjungi anaknya, ayah, istri tercintanya, dan ibu yang membesarkannya. Keluarganya segera bergabung dengan Sangha, yaitu komunitas atau jamaah agama Buddha. Sepupunya, Ananda, juga menjadi muridnya dan bergabung dengan jamaah tersebut dan menjadi biarawan. Anaknya, Rahula, adalah biarawan termuda di jamaah dan menjadi biarawan ketika dia masih berumur tujuh tahun.

9. Setelah mencapai pencerahan Buddha mulai menyampaikan ide dan ajarannya. Buddha dan muridnya selama 45 tahun selanjutnya berkelana ke banyak tempat di penjuru dunia untuk menyebarkan ajarannya. Buddha mengajarkan bahwa untuk mencapai pencerahan orang harus mempunyai rasa peduli, menjauhi sifat pemarah, dan tidak membenci orang. Khutbah pertama Buddha adalah di Sarnath di Uttar Pradesh.

10. Siddhartha menyatakan bahwa asketisme ekstrim bukanlah jalan yang tepat untuk mencapai pencerahan. Dia akhirnya menemukan “Jalan Tengah”, yaitu jalan pengendalian yang tidak mendukung keburukan diri dan kemurahan diri yang ekstrim. Dia duduk di bawah pohon “pipal” yang sekarang dikenal sebagai pohon Bodhi untuk bermeditasi dan berjanji tidak akan bangun dari tempat itu sanpai dia menemukan kebenaran mutlak yang dia cari. Setelah bermeditasi selama 49 hari akhirnya dia mencapai “Pencerahan”.

11. Tempat Buddha mendapatkan pencerahan di bawah pohon Bodhi masih terawat sampai sekarang.

semestafakta-boddhi treesemestafakta-boddhi tree3

12. Para pengikut Buddha memandang Buddha sebagai seorang guru dan bukan tuhan atau avatar.